Senin, 07 Desember 2009

genggam tanganku

Genggam Tanganku

Seorang gadis kecil dan ayahnya sedang berjalan melewati sebuah jembatan. Ayahnya yang merasa ketakutan,berkata kepada gadis kecil itu, “sayangku,genggam tangan ayah sehingga kamu tidak akan jatuh ke dalam sungai”

Gadis kecil itu berkata, “tidak, ayah. Sebaiknya ayah yang menggenggam tanganku”

“apa bedanya?”Tanya ayahnya yang sedang kebingungan. “ada sebuah perbedaan besar ayah”, jawab gadis kecil itu.

“jika aku yang menggenggam tanganmu, dan sesuatu terjadi padaku, kemungkinannya adalah aku akan melepaskan genggam tanganku. Tetapi, jika ayah yang menggeggam tanganku, aku yakin bahwa apapun yang terjadi, ayah tidak akan melepaskan tanganku.”

Dalam sebuah persahabatan,inti dari kepercayaan bukanlah terletak pada di beri, tetapi terletak pada memberi. Jadi, menggeggam tangan seseorang yang menyayangimu jauh lebih baik dari pada mengharapkan dia menggeggam tanganmu….

Hold my hand

Little girl and her father were crossing a bridge. The father was kind of scared so he asked to his little daughter, “sweetheart, please hold my hand so that you don’t fall into the river”

The little girl said “no dad. You hold my hand”

“What’s the difference?” asked the puzzled father

“There’s a big difference” replied the little girl.

“If I hold your hand and something happens to me, chances are that I may let your hand go. But if you hold my hand, I know for sure that no matter what happens, you will never let my hand go.”

In a relationship, the essence of trust is not in its bind, but in its bond. So hold the hand of the person who loves you rather than expecting them to hold yours……

Kamis, 03 Desember 2009

mama maafkanlah aku

Mama maafkan aku

“ki…. Tolongin mama sebentar dong”

Aku merengut sambil beringsut setengah malas. Beginilah nasib jadi anak satu-satunya di rumah. Sejak bang Edo kuliah di Jakarta, akulah yang jadi tempat mama minta tolong. Biasanya bang Edolah yang mengantar mama ke supermarket atau sekedar membawakan tas mama yang pulang dari kantor. Rajin ya? Memang begitulah abangku yang satu itu. Sedang aku? Biasanya aku dengan bandelnya menghindar. Tapi sekarang aku sudah tidak bisa lari lagi.

“ki, anterin mama ke rumah bu Dedi ya? Ada arisan”

Aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Rasanya malas sekali. Mmm, ini m. kiki mau belajar, nanti ujian. “yah ki. Kan Cuma sebentar aja. Paling Cuma 2 jam”. “soalnya bahannya banyak banget, nanti kiki dapat nilai jelek lagi”. “ya sudah. Mama pergi sendiri”. Aku menunduk sambil pergi. Rasanya tidak enak melihat sinar kecewa di mata mama. Memang, sejak papa meninggal mama makin sering minta ditemani ke mana-mana. Di hari kerja mama sibuk dengan urusan kantornya. Di akhir pecan, mama selalu minta di temani anak-anaknya. Kalau abang edo sih anak manis. Dia mau saja menuruti keinginan mama. Kalau aku dilarang pergi di akhir pecan, rasanya seperti hukuman. Maklumlah aktivitas. Kesempatan ada di rumah tidak terlalu banyak.

Aku masuk ke dalam kamar dan membuka buku. Sebetulnya aku tidak bohong. Memang aka nada ujain tapi masih dua minggu lagi. Aku berusaha berkonsentrasi, tapi entah kenapa pikiranku malah melayang- layang. Dari jauh terdengar derum mobil mama menjauh dari rumah. Ada perasaan bersalah yang menyalip di hatiku.

Akhir pekan berikutnya, bang edo pulang ke Bandung. Aku sih biasa-biasa saja. Tapi, mama senang sekali. Semalam sebelumnya, amam memasakkan semua makanan kesukaan bang edo. Ah, dasar anak kesayangan. Tapi aku tidak iri, biarkan saja. Setidaknya akhir pekan ini aku bebas berkeliaran . tugas jadi pendamping mama diambil alih oleh bang edo untuk minggu ini.

“ki,kenapa sih kamu nggak mau nganterin mama?”, Tanya bang edo sambil mencomot sebuah pisang goring dari atas meja, aku hanya melirik sekilas dari komik yang sedang aku baca. “ya biarin aja. Mama kan udah gede. Pergi sendiri kan juga bisa”. “masa kamu nggak kasihan ? mama tuh sedih banget loh sama kelakuan kamu”. “kata siapa?” “mama sendiri yang bilang”. “kan bisa diantar supir. Masa abang nggak ngerti sih? Urusanku kan banyak juga”. “huu….. mana, Cuma baca komik gitu!” aku Cuma bisa nyngir tersindir. Tak lama kemudian abang pergi bersama mama.

“ki mama minta tolong dong….” Aku menyumpalkan tangan ke telinga. Aduh mama belum sempat aku menjawab, mama sudah melongok ke dalam kama. Aku hanya bisa meringis. “ki tolong ambilkan berkas kerja mama di bu Joko dong”. “loh kok bisa ada di bu Joko ma?” “iya tadi habis pulang dari kantor, mama mampir dulu ke sana. Kayaknya berkas-berkas itu ketinggalan deh di sana. Soalnya di mobil udah nggak ada. Bisa nggak kamu ambilin?”

Aku melongo. Rasanya ingin teriak, kali ini aku benar-benar sibuk! Besok ada dua tugas yang harus dikumpulkan. Belum lagi sorenya ada ujian akhir. Mana sempat mampir-mampir ke rumah orang? Mana sudha malam begini….. “Aduh, mama kiki bener-bener sibuk, besok ada ujian dan tugas yang harus dikumpulin”. “ya udah kalau kamu nggak mau” balas mama dengan ketus. Aku hanya bisa menghembuskan nafas dan kembali mengerjakan tugasku. “kamu itu memang nggak pernah kasihan sama mama….”, bisik mama lirih dengan sedikit terisak. Suara mama sedikit sumabng. Sepertinya mama sedang terkan flu. Aku menatap langit-langit dengan lesu. Dengan lemas akhirnya aku memanggil mama. “iya deh ma, biar kiki yang pergi…”

Gelap sekali, apalagi banyak lampu jalanan yang sudah mati. Jalanan jadi tidak jelas terlihat. Capek rasanya harus berusaha melihat. Itulah sebabnya aku tidak suka menyetir malam-malam. Rumah bu Joko sebenarnya tidak jauh, tapi Karena sudah malam, palang-palang jalan di kompleks itu sudah diturunkan dan tidak ada penjaganya. Jadinya aku harus mengambil jalan memutar cukup jauh. Kalau tidak salah, satu-satunya palang yang tidak ditutup ketika malam adalah dari sini belok kiri. Ternyata ditutup juga aku membaringkan kepalaku di atas kemudi. Rasanya penat sekali, akhirnya kususuri perumahan itu jalan demi jalan semuanya terkunci. Setelah setengah jam berputar-putar barulah aku menemukan jalan masuknya.

Rasanya lega sekali ketika sampai di depan rumah bu Joko ku tekan belnya sekali, tidak ada jawaban. Dua,tiga,emapt kali tapi hasilnya sama. Hampir saja aku berbalik pulang namun kata-kata mama masih terngiang di kepalaku. Akhirnya kutekan lagi bel rumah mereka sambil mengucapkan salam keras-keras. Tak lama kemudian bu Joko membuka pintu dengan menggunakan daster aku pun menceritakan semuanya. Setelah itu bu Joko mempersilahkan aku masuk dan dia juga membantu aku mencarinya. Namun kami tidak menemukannya. Aku pun menelpon ke rumah. “ma berkasnya nggak ada. Mama simpan di map warna apa?” “udha ketemu ki. Ternyata sama bi isah diturunin dari mobilterus ditaruh di meja makan”. “tau gitu kenapa nggak telepon kiki! Kiki kan bawa Hp!” “maaf ki mama nggak tahu kamu bawa Hp, mama kira…” “ah,udahlah! Mama nyusahin kiki aja!” aku lantas membanting ganggang telepon dengna sedikit kejam, aku berbalik dna menemukan bu Joko menatapku dengan tatapan ngeri. Aku memaksakan sebuah senyum, minta maaf lalu pamit secepatnya.

Setengah ngebut aku memacu mobilku. Hujan rintik-rintik membuat raung pandangku semakin sempit. Nyaris jam dua belas malam. Hah, dua jam terbuang percuma. Kalau pakai untuk mengerjakan tugas, mungkin sekarang sudah selesai. Dasar mama….

Brakkkk!! Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. Bunyinya seperti kalen ayng robek. Sesaat aku merasa semuanya semakin gelap. Aku tidak bisa lagi membedakan mana atas dan bawah. Sekujur tubuhku seperti dihimpit dari berbagai arah. Sejenak kesadaranku seperti lenyap.

Penduduk sekitar mulai berdatangan. Mereka membantuku keluar dari mobil yang sepertinya ringsek parah. Mataku dibasahi sesuatu ketika kusentuh lengket. Darah….. tubuhku lebih gemetar karena takut daripada kerana sakit. Aku berusaha berdiri walau sempoyongan, aku menatap rongsokan mobilku dengan tidak percaya. Ternyata aku menabrak sebuah truk besar yangsedang diparkir di pinggir jalan.

Ketika tersadar aku sudah berada di rumah sakit. Rasa nyeri mengikuti dan menghajarku tanpa ampun. Air mata menetes dari mataku. Sakit sekali “udah ki jangan banyak bergerak. Dokter bilang kamu butuh banyak istirahat” aku hanya bisa menatap mata mama yang sembab tanpa bisa menjawab sepatah katapun. Hanya bisa mengeluarkan suara merintih yang menyedihkan, mama ikut menangis mendengarnya. Kecelakaan itu tidak mencederaiku parah namun lidahku nyaris putus karena tergigit olehku ketika tabrakan terjadi akibatnya lidahku harus dijahit.

Sayang tidak ada bius ayng bisa meredakan sakitnya. Setelah itu dokter tidak yakin aku bisa berbicara selancar sebelumnya. Seketika itu juga teringat setumpuk kata dan perilaku kasar yang selama ini kulontarkan pada mama. Hari-hari berikutnya aku sangat tersiksa bahkan untuk minum saja aku tersiksa. Selama aku dirawat, mamalah yang dengan telaten menungguiku. Dengan sabar ia membantuku untuk apapun yang aku perlukan. Kami hanya bisa berkomunikasi lewat kertas berkali-kali menuliskan “mama, maafkan kiki” mama juga sudah berkali-kali memaafkan aku namun tetap saja aku masih merasa bersalah. Walau aktif dalam kegiatan keagamaan namun nilai-nilai itu tidak mengalir dalam darahku. Aku tersedu-sedu setiap ingat bagaimana cara aku memperlakukan mama. Kukira penderitaanku berakhir jika sudah diijinkan pulang ke rumah, namun bulan-bulan selanjutnya aku harus berlatih mengucapkan kata-kata yang selama ini mengalir mudah dari bibirku. Kembali lagi mama membimbingku belajar bicara seperti yang ia lakukan ketika aku kecil. Himpitan penyesalan itu baru hilang ketika kata-kata itu berhasil kuucapkan walau patah-patah. “mama…… maafkan kiki….”

Rabu, 25 November 2009

tugas macromedia flash (TIK vonny document)

Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5.

Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0 diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program animasi vektor bernama FutureSplash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama 'Macromedia' adalah adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe Systems mengakuisisi Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash.

Software untuk membuat animasi yang biasanya digunakan untuk berbagai keperluan di Internet. Misalnya, untuk membuat situs, banner iklan, logo yang beranimasi, serta animasi pelengkap lainnya.

Flash dikembangkan dari suatu aplikasi yang bernama SmartSketch. SmartSketch sendiri merupakan aplikasi untuk menggambar yang diluncurkan pada 1994 oleh FutureWave, bukan oleh Macromedia. Aplikasi ini cukup sukses di tengah pasar aplikasi menggambar yang dikuasai oleh Illustrator dan Freehand. Pada musim panas 1995, SmartSketch memperoleh masukan dari penggunanya agar SmartSketch dapat digunakan untuk membuat animasi. FutureWave sangat tertarik untuk membuat suatu aplikasi untuk membuat animasi. Namun FutureWave agak pesimis mengenai pemasarannya, karena pada saat itu animasi hanya didistribusikan dengan VHS atau CD-ROM. Kemudian World Wide Web mulai mengembangkan sayapnya, dimana grafik dan animasi menjadi vital. FutureWave melihat kesempatan ini untuk memasarkan aplikasi yang mampu menghasilkan animasi dua dimensi. Kemudian SmartSketc dimodifikasi sehingga mampu menghasilkan animasi dengan menggunakan pemrograman Java sebagai player-nya. Namanya juga sedikit dimodifikasi menjadi SmartSketch Animator. Namun, nama SmartSketch Animator dirasakan kurang menjual, sehingga nama tersebut diubah menjadi CelAnimator. Tetapi kemudian, karena kuatir dicap sebagai aplikasi pembuat kartun, CelAnimator diubah menjadi FutureSplash Animator. Walaupun dengan ide yang cukup revolusioner, FutureSplash sulit populer. Oleh karena itu FutureWave mendekati Adobe. Namun karena demo FutureSplash yang kurang memuaskan dengan lambatnya animasi, Adobe menolak memproduksi FutureSplash. Baru pada November 1996, Macromedia mendekati FutureWave untuk bekerja sama. FutureWave menyetujui tawaran Macromedia. Kemudian FutureSplash Animator diubah namanya menjadi Macromedia Flash 1.0.

A. Elemen Dasar Area Macromedia flash 8

Macromedia flash professional 8 adalah sebuah program grafis animasi standar professional untuk menghasilkan produk-produk multimedia seperti Courseware, Multimedia Presentation, Website, Computer Game dan Animation. Program ini mampu menghasilkan animasi yang demikian canggih, sehingga sebagian besar aplikasi tutorial yang interaktif, game, presentasi, dan lain-lain dibuat dengan program ini. Flash professional 8 merupakan pengembangan dan penyempunaan dari versi sebelumnya (Flash 5, Flash 6/MX, Flash MX professional 2004)

Langkah-langkah menjalankan program Macromedia flash professional 8 :

1. Klik tombol Start yang terdapat pada taksbar.

2. Kemudian pilih menu All Programs,

3. Klik Macromedia

4. Terakhir pilih dan klik program aplikasi Macromedia flash 8.

5. Tunggu sampai jendela Macromedia flash 8 ditampilkan

Selain langkah menjalankan program Macromedia flash 8 diatas, dapat pula dilakukan dengan cara mengklik 2 kali shortcut (huruf F) (jalan pintas) di desktop.


Elemen dasar Macromedia flash 8 terdiri dari lima area kerja, yaitu: Menu, Toolbox, Timeline, Stage, Property dan Panels. Deskripsi dan fungsi masing-masing area adalah sebagai berikut:

· 1. Menu berisi kontrol untuk berbagai fungsi seperti membuat, membuka, dan menyimpan file, dan lain-lain.

· 2. Toolbox berisi koleksi untuk membuat atau menggambar, memilih dan memanipulasi isi stage dan timeline. Toolbox dibagi (lagi) menjadi empat bagian, yaitu Tools, View, Colors, dan Options. Beberapatool mempunyai bagian option. Contohnya ketika Arrow tool dipilih, options snap, smouth, straighten,rotate, dan scale akan muncul.

· 3. Timeline adalah tempat membuat dan mengontrol objek dan animasi.

· 4. Stage adalah area persegi empat yang merupakan tempat membuat objek atau animasi yang akan dimainkan.

· 5. Property berisi informasi yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri sesuatu objek atau movie yang akan kita hasilkan.

· 6. Panels berisi kontrol fungsi yang dipakai untuk mengganti dan memodifikasi berbagai properti objek atau animasi secara cepat dan mudah.


1. Menu bar

Menu Bar merupakan baris menu yang berisi perintah berupa menu-menu yang aktif dimulai dari menu Filesampai dengan Help. Masing-masing menu mempunyai submenu atau perintah


2. Tools Box

Tools Box merupakan kumpulan tool-tool yang berisi alat-alat yang digunakan untuk menggambar objek padastage, terdiri atas Tools, Colors, View, dan Option.


3. Timeline

Timeline digunakan untuk menyusun semua objek yang akan digunakan di dalam produk animasi atau multimedia dengan mengikuti layer tertentu dan juga menentukan perlakuannya, mengikut pergerakan waktu.

batu kecil

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak dapat mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin Dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam didepan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melamparkannya ke orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Sering kali, ketika mengalami hal yang tidak menyenangkan, kita bertanya “apa sebabnya?” bahkan kita mencari-cari siapa yang menyebabkannya. Namun, ketika kebahagiaan datang kita akan menikmatinya dan berusaha terus mempertahankannya tetapi lupa akan suatu hal. Mungkinkah kebahagiaan terjadi tanpa suatu sebab?

Small Stone

A worker of building project climbing up a very high wall. One day, he had to send an important message to his colleague who was under him. That worker shouted out to his colleague, but he couldn’t hear. It was because of the noise from the machines and working people. It was so useless.

Then he tried to throw a coin in front of his colleague to get his attention. His colleague stopped working, took the coin and went back to work. He tried once again, but his second effort was still useless.

Suddenly, he got an idea. He took a small stone, then threw it to his colleague. The small stone hit his colleagues head. His colleague felt hurt and looked up. Now, he could throw a paper of message to his colleague.

Oftentimes, when we experience bad things, we ask, “why?” moreover we look for the person causing it. However, when we are happy, we will enjoy it and try to keep it. But, we usually forget one thing. Is it possible for a happiness to happen without a cause?